Korelasi Iklan Obat Demam di Televisi Terhadap Pemilihan Obat pada Swamedikasi

Main Article Content

Liza Pristianty
Mufarrihah Mufarrihah

Abstract

Swamedikasi dilakukan masyarakat untuk mengobati penyakit yang dapat dikenali sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh iklan obat demam di televisi terhadap pemilihan obat dalam swamedikasi pada ibu rumah tangga di wilayah Surabaya Utara. Penelitian ini merupakan penelitian analitis, berdasarkan waktu pengambilan data adalah crosssectional. Subyek penelitian ibu rumah tangga yang biasa menonton televisi di wilayah Surabaya Utara. Penentuan area penelitian menggunakan metode cluster random sampling dengan teknik sampling accidental sampling. Variabel yang diteliti adalah iklan obat demam di televisi dan pemilihan obat demam oleh ibu rumah tangga di Surabaya Utara, data yang terkumpul dianalisis menggunakan Spearman correlation untuk mengetahui adanya korelasi antar variabel. Hasil penelitian diperoleh sampel ibu rumah tangga sebanyak 118 orang, terbanyak berusia 41-50 tahun 42 (35,6%). Pendidikan terbanyak SMA/sederajat sebesar 67 (56,7%), dan kebanyakan ibu rumah tangga tidak bekerja 38 (32,2%). Obat demam yang terbanyak dipilih adalah parasetamol baik dalam bentuk tablet atau sirup. Uji korelasi Spearman dilakukan untuk mengetahui korelasi antara iklan obat di televisi dengan pemilihan obat demam oleh ibu rumah tangga. Hasil analisis menunjukkan nilai signifikansi korelasi p = 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan terdapat korelasi antara iklan obat di televisi terhadap pemilihan obat demam oleh ibu rumah tangga. Besarnya nilai korelasi adalah 0,333 artinya korelasi iklan obat di televisi dan pilihan obat demam oleh ibu rumah tangga sebesar 33,3% sedangkan 66,7% dipengaruhi oleh faktor lain di luar iklan obat di televisi seperti pendidikan, pendapatan, pengalaman, bertambahnya usia, informasi dan kepercayaan terhadap obat tertentu yang belum ditelitiSwamedikasi dilakukan masyarakat untuk mengobati penyakit yang dapat dikenali sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh iklan obat demam di televisi terhadap pemilihan obat dalam swamedikasi pada ibu rumah tangga di wilayah Surabaya Utara. Penelitian ini merupakan penelitian analitis, berdasarkan waktu pengambilan data adalah crosssectional. Subyek penelitian ibu rumah tangga yang biasa menonton televisi di wilayah Surabaya Utara. Penentuan area penelitian menggunakan metode cluster random sampling dengan teknik sampling accidental sampling. Variabel yang diteliti adalah iklan obat demam di televisi dan pemilihan obat demam oleh ibu rumah tangga di Surabaya Utara, data yang terkumpul dianalisis menggunakan Spearman correlation untuk mengetahui adanya korelasi antar variabel. [A1] [A2] Hasil penelitian diperoleh sampel ibu rumah tangga sebanyak 118 orang, terbanyak berusia 41-50 tahun 42 (35,6%). Pendidikan terbanyak SMA/sederajat sebesar 67 (56,7%), dan kebanyakan ibu rumah tangga tidak bekerja 38 (32,2%). Obat demam yang terbanyak dipilih adalah parasetamol baik dalam bentuk tablet atau sirup. Uji korelasi Spearman dilakukan untuk mengetahui korelasi antara iklan obat di televisi dengan pemilihan obat demam oleh ibu rumah tangga. Hasil analisis menunjukkan nilai signifikansi korelasi p= 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan terdapat korelasi antara iklan obat di televisi terhadap pemilihan obat demam oleh ibu rumah tangga. Besarnya nilai korelasi adalah 0,333artinya korelasi iklan obat di televisi dan pilihan obat demam oleh ibu rumah tangga sebesar 33,3%sedangkan 66,7% dipengaruhi oleh faktor lain di luar iklan obat di televisi seperti pendidikan, pendapatan, pengalaman, bertambahnya usia, informasi dan kepercayaan terhadap obat tertentu yang belum diteliti

 [A1]Bagaimana menjelaskan hasil analisis dari korelasi spearman

 [A2]Sudah direvisi

Article Details

How to Cite
Pristianty, L., & Mufarrihah, M. (2021). Korelasi Iklan Obat Demam di Televisi Terhadap Pemilihan Obat pada Swamedikasi. Jurnal Sains Farmasi & Klinis, 8(3), 271–278. https://doi.org/10.25077/jsfk.8.3.271-278.2021
Section
Research Articles

References

World Health Organization (WHO). The role of the pharmacist in self-care and self-medication. Geneva: WHO; 1998.

Departemen Kesehatan RI. Pedoman obat bebas dan obat bebas terbatas. Jakarta: Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan; 2007.

BPS. Profil statistik kesehatan Indonesia. Jakarta: Badan Pusat Statistik; 2014. p. 9-10.

Suryawati S, Santoso B. Drug advertisements: a critical lesson for Indonesian students. Essential Drugs Monitor. 1997;23(23):240. http://dx.doi.org/10.14499/indonesianjpharm0iss0pp286-292.

Sukasediati N. Peningkatan mutu pengobatan sendiri menuju kesehatan untuk semua, farmasi. Jakarta: Badan Litbangkes Departemen Kesehatan; 2000.

Dianawati O, Fasich, Athiyah U. Hubungan persepsi terhadap iklan di televisi dengan perilaku swamedikasi pelajar SMU negeri di Surabaya. Majalah Farmasi Airlangga. 2008;6(1):10-16.

Setiyowati N. Daya tarik iklan produk rokok gudang garam merah di media televisi [Undergraduate Thesis]. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Univeritas Islam Indonesia; 2008.

Chairun W, Nia P, Warastuti. Iklan obat bebas: evaluasi dan implementasi metode cema-community. Majalah Farmasi Indonesia. 2011;22(4):286-292.

Depkes Republik Indonesia. Keputusan menteri kesehatan Republik Indonesia nomor 86/Menkes/SK/IV/1994 tentang pedoman periklanan obat bebas, obat tradisional, alat kesehatan, kosmetika, perbekalan kesehatan rumah tangga dan makanan minuman. Jakarta: Depkes RI; 1994.

Benardi A, Andrew D, Fritz OS, Raynaldo A, Septian BD. Pengaruh iklan obat terhadap keinginan membeli konsumen pada obat bebas resep. Indonesian Business Review. 2019;2(1):195-213.

Mardiati N, Robiatul I, Rahmayanti F. Pengaruh iklan obat flu di televisi terhadap perilaku swamedikasi. Jurnal Riset Kefarmasian Indonesia. 2021;3(1):35-44. https://doi.org/10.33759/jrki.v3i1.103.

Dipiro JT, Talbert Rl, Yee Gc, Matzke Gr. Pharmacotherapy – a pathophysiologic approach, 7th edition. New York: Mc Graw Hill Medical; 2008.

Handayani R. Peningkatan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga dalam perilaku pengobatan sendiri untuk penatalaksanaan demam dengan metode cara belajar ibu aktif. Borneo Journal of Pharmacy. 2018;1(1):27-30.

Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta; 2010.

Notoatmojo S. Promosi kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Jakarta: PT. Rineka Cipta; 2007. p. 133-189

Singarimbun M, Effendi S. Metodologi penelitian survey, edisi revisi. Jakarta: Penerbit Pustaka LP3ES Indonesia; 2006.

Hidajah R. Pengaruh iklan obat flu di televisi terhadap pemilihan obat secara swamedikasi pada masyarakat di Malang. Farmasains Jurnal Farmasi dan Ilmu Kesehatan. 2011;1(2):1-11.

Kristina SA, Prabandari YS, Sudjaswadi R. Perilaku pengobatan sendiri yang rasional pada masyarakat. Berita Kedokteran Masyarakat. 2007;23(4):176-183.

Paho. Drug classification and otc drugs. Washington, DC: Pan American Health Organization; 2004.

Hermawati D. Pengaruh edukasi terhadap tingkat pengetahuan dan rasionalitas penggunaan obat swamedikasi pengunjung di dua apotek kecamatan Cimanggis, Depok [Undergraduate Thesis]. Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia; 2012.

Pramudyaningsih Nr. Pengaruh penggunaan selebriti dalam iklan terhadap minat beli konsumen pelembab muka Pond’s di kota Semarang [Undergraduate Thesis]. Semarang: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro; 2013